Q&A Lengkap Puasa Tasua dan Asyura: Dari Hukum hingga Hal-hal yang Membatalkan

Diposting pada

Halo lagi semuanya! Balik lagi dengan bahasan yang nggak kalah seru, masih seputar momen istimewa di bulan Muharram. Kalau sebelumnya kita sudah ngobrolin jadwal dan keutamaan Puasa Tasua dan Asyura, kali ini kita akan lebih dalam lagi. Banyak pertanyaan nih yang sering muncul di benak kita, mulai dari hukumnya gimana sih, boleh nggak kalau cuma puasa salah satunya, sampai hal-hal apa aja yang bisa bikin puasa kita batal? Nah, di artikel Q&A Lengkap Puasa Tasua dan Asyura ini, saya akan coba jawab semuanya dengan bahasa santai dan mudah dipahami. Jadi, buat Anda yang masih penasaran atau pengen lebih mantap lagi pengetahuannya, simak terus ya!

q&a lengkap puasa dan tasua asyura

Puasa Tasua dan Asyura Itu Hukumnya Apa Sih? Wajib atau Sunah?

Pertanyaan mendasar yang sering muncul adalah soal status hukum kedua puasa ini. Jadi begini, teman-teman, Puasa Tasua yang dilakukan pada tanggal 9 Muharram dan Puasa Asyura di tanggal 10 Muharram itu hukumnya adalah sunah muakkad. Artinya, sangat dianjurkan untuk kita kerjakan karena Rasulullah SAW sendiri selalu melakukannya dan menganjurkan umatnya untuk berpuasa pada hari tersebut.

Meskipun sunah, keutamaannya luar biasa besar, terutama Puasa Asyura yang dijanjikan bisa menghapus dosa setahun yang lalu. Jadi, meskipun tidak wajib, sayang banget kalau kita lewatkan kesempatan emas ini untuk mendapatkan pahala dan ampunan dari Allah SWT. Anggap saja ini bonus spesial dari Allah buat kita yang mau sedikit berusaha menahan lapar dan haus.

Boleh Nggak Kalau Hanya Puasa Asyura Saja, Tanpa Puasa Tasua?

Ini juga pertanyaan yang sering banget ditanyakan. Secara hukum, boleh-boleh saja jika Anda hanya mampu atau berkesempatan untuk berpuasa di hari Asyura (10 Muharram) saja. Anda tetap akan mendapatkan keutamaan dari puasa tersebut, insyaallah.

Akan tetapi, perlu kita ketahui anjuran dari Rasulullah SAW. Beliau sangat ingin membedakan amalan umat Islam dengan amalan kaum Yahudi yang juga berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Oleh karena itu, beliau menganjurkan untuk menambah satu hari puasa, yaitu pada tanggal 9 Muharram (Tasua) atau tanggal 11 Muharram. Ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Muslim.

Kamu mungkin tertarik dengan artikel ini,  Nuzulul Quran Adalah Malam Berkah, Ini Sejarah & Hikmahnya!

Jadi, meskipun sah hukumnya jika hanya berpuasa Asyura, akan lebih utama dan lebih sesuai dengan sunah Nabi jika kita juga berpuasa Tasua (sehari sebelumnya). Ini sebagai bentuk ikhtiar kita untuk mengikuti ajaran beliau secara lebih sempurna.

Kalau Berhalangan Puasa di Tanggal Tersebut, Apakah Ada Qadha’ atau Penggantinya?

Karena Puasa Tasua dan Asyura adalah puasa sunah, tidak ada kewajiban untuk mengqadha’ (mengganti)nya jika Anda berhalangan melakukannya, misalnya karena sakit, bepergian jauh (musafir), atau alasan syar’i lainnya bagi wanita.

Namun, jika Anda memang berniat untuk berpuasa namun terhalang, sebagian ulama berpendapat bahwa Anda tetap akan mendapatkan pahala sesuai dengan niat baik Anda. Allah Maha Mengetahui isi hati hamba-Nya, bukan? Meskipun begitu, jika memang ada kesempatan di lain waktu dan Anda ingin mengqadha’ puasa sunah, sebagian ulama memperbolehkannya sebagai bentuk ikhtiyat (kehati-hatian) dan menambah kebaikan. Tapi, perlu diingat, ini bukan suatu kewajiban.

Siapa Saja yang Dianjurkan untuk Melaksanakan Puasa Tasua dan Asyura?

Pada dasarnya, seluruh umat Islam yang sudah balig dan berakal serta tidak memiliki halangan syar’i (seperti sakit parah, haid bagi wanita, atau dalam perjalanan jauh yang memberatkan) dianjurkan untuk melaksanakan Puasa Tasua dan Asyura.

Tidak ada batasan usia tertentu setelah balig, dan baik laki-laki maupun perempuan sangat disarankan untuk mengambil kesempatan berharga ini. Tentu saja, bagi orang tua atau mereka yang memiliki kondisi kesehatan khusus, hendaknya mempertimbangkan kemampuan fisiknya dan berkonsultasi dengan dokter jika perlu. Yang terpenting adalah niat yang ikhlas dan tidak memberatkan diri sendiri.

Bagaimana dengan Anak-anak? Apakah Mereka Juga Dianjurkan untuk Berpuasa?

Untuk anak-anak yang belum balig, tidak ada kewajiban untuk berpuasa, termasuk puasa sunah seperti Tasua dan Asyura. Namun, dalam pendidikan Islam, seringkali orang tua melatih anak-anaknya untuk berpuasa sejak dini sebagai bentuk pembiasaan dan menanamkan kecintaan pada ibadah.

Jika anak Anda sudah mampu dan kuat untuk berpuasa, tidak ada salahnya untuk melatihnya secara bertahap. Misalnya, mulai dengan berpuasa setengah hari atau beberapa jam saja. Ini akan menjadi pelajaran yang baik bagi mereka untuk belajar menahan diri dan mendekatkan diri kepada Allah sejak kecil. Tapi ingat, jangan pernah memaksa anak jika mereka belum kuat atau merasa tidak nyaman.

Apa Saja Hal-hal yang Membatalkan Puasa Tasua dan Asyura? Apakah Sama dengan Puasa Ramadan?

Secara umum, hal-hal yang membatalkan Puasa Tasua dan Asyura itu sama dengan hal-hal yang membatalkan puasa wajib di bulan Ramadan. Berikut beberapa di antaranya:

  1. Makan dan minum dengan sengaja: Jika Anda makan atau minum dengan sadar dan tanpa ada paksaan atau lupa, maka puasa Anda batal.
  2. Memasukkan sesuatu ke dalam tubuh melalui lubang yang terbuka (secara sengaja): Contohnya makan, minum obat tetes hidung atau telinga (jika sampai masuk ke tenggorokan), dan lain-lain.
  3. Muntah dengan sengaja: Jika Anda sengaja memuntahkan makanan atau minuman yang sudah masuk ke perut, maka puasa Anda batal. Namun, jika muntah tidak disengaja, maka puasa tetap sah.
  4. Berhubungan suami istri (jima’): Ini jelas membatalkan puasa, baik puasa wajib maupun sunah.
  5. Keluarnya air mani dengan sengaja: Jika Anda melakukan perbuatan yang menyebabkan keluarnya air mani dengan sengaja, maka puasa Anda batal.
  6. Haid (menstruasi) dan nifas bagi wanita: Jika seorang wanita mengalami haid atau nifas saat sedang berpuasa, maka puasanya batal dan tidak perlu diganti karena ini bukan puasa wajib.
  7. Gila (hilang akal): Jika seseorang menjadi gila saat sedang berpuasa, maka puasanya batal.
  8. Murtad (keluar dari Islam): Ini juga membatalkan seluruh amal ibadah, termasuk puasa.
Kamu mungkin tertarik dengan artikel ini,  Rahasia Sukses Puasa Tasua dan Asyura: Tips Agar Ibadah Lancar dan Penuh Berkah Sepanjang Hari

Jadi, intinya, kita perlu menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sebagaimana kita menjaga diri saat berpuasa di bulan Ramadan.

Bagaimana Jika Lupa Makan atau Minum Saat Puasa Tasua atau Asyura? Apakah Batal?

Nah, ini seringkali bikin bingung. Jika Anda lupa makan atau minum saat sedang menjalankan Puasa Tasua atau Asyura, maka puasa Anda tidak batal. Ini adalah keringanan dan rahmat dari Allah SWT. Anda boleh melanjutkan puasa Anda sampai waktu berbuka tiba.

Ada hadis dari Rasulullah SAW yang menjelaskan tentang hal ini, yang intinya mengatakan bahwa jika seseorang makan atau minum karena lupa saat berpuasa, maka itu adalah rezeki yang diberikan Allah kepadanya. Jadi, jangan khawatir jika ini terjadi pada Anda, ya.

Apakah Boleh Berkumur-kumur atau Menggunakan Pasta Gigi Saat Puasa Tasua dan Asyura?

Berkumur-kumur dan menggunakan pasta gigi saat berpuasa diperbolehkan, asalkan Anda tidak menelan air atau pasta gigi tersebut. Ini adalah bagian dari menjaga kebersihan diri, dan Islam sangat menganjurkan kebersihan.

Namun, sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan tidak berlebihan. Jangan sampai air atau pasta gigi masuk ke dalam tenggorokan secara sengaja. Jika Anda merasa ragu atau khawatir, lebih baik berkumur-kumur atau menggosok gigi sebelum imsak atau setelah berbuka saja. Yang terpenting adalah menjaga agar tidak ada sesuatu pun yang masuk ke dalam tubuh secara sengaja saat sedang berpuasa.

Bagaimana Hukumnya Jika Melakukan Perbuatan Dosa (Ghibah, Marah-marah, dll.) Saat Puasa Tasua dan Asyura? Apakah Membatalkan Pahala Puasa?

Melakukan perbuatan dosa seperti ghibah (membicarakan keburukan orang lain), marah-marah, berkata kotor, dan perbuatan maksiat lainnya tidak secara langsung membatalkan sahnya puasa secara fiqih. Artinya, Anda tetap dianggap telah menjalankan kewajiban puasa secara formal.

Kamu mungkin tertarik dengan artikel ini,  Apa Itu Paparazi? Fakta dan Pengaruhnya di Dunia Hiburan

Akan tetapi, perbuatan-perbuatan dosa tersebut dapat mengurangi bahkan menghilangkan pahala puasa Anda. Tujuan utama dari berpuasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga melatih diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik, mengendalikan hawa nafsu, dan mendekatkan diri kepada Allah. Jika kita berpuasa sambil terus melakukan dosa, maka esensi dan hikmah puasa menjadi hilang.

Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menjaga lisan, perbuatan, dan hati kita dari segala sesuatu yang tidak diridhai Allah SWT selama kita berpuasa, termasuk saat Puasa Tasua dan Asyura.

Apakah Ada Amalan Sunah Lain yang Dianjurkan Selain Puasa di Hari Tasua dan Asyura?

Tentu saja! Bulan Muharram secara keseluruhan adalah bulan yang mulia, dan ada beberapa amalan sunah lain yang dianjurkan untuk kita lakukan selain berpuasa di hari Tasua dan Asyura. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Memperbanyak sedekah: Memberikan sebagian rezeki kita kepada yang membutuhkan, terutama di bulan yang penuh berkah ini, sangat dianjurkan. Sedekah dapat membersihkan harta kita dan mendatangkan keberkahan.
  2. Menyambung tali silaturahmi: Mempererat hubungan dengan keluarga dan kerabat juga merupakan amalan yang mulia dan sangat dianjurkan, terutama di awal tahun Hijriah ini.
  3. Membaca Al-Quran dan berzikir: Mengisi waktu luang kita dengan membaca kitab suci Al-Quran dan berzikir mengingat Allah akan menambah kedekatan kita dengan-Nya dan mendatangkan ketenangan hati.
  4. Melakukan shalat sunah: Memperbanyak shalat sunah seperti shalat Dhuha, shalat Tahajud, dan shalat sunah lainnya juga sangat dianjurkan untuk menambah pahala kita.
  5. Berbuat baik kepada sesama: Melakukan kebaikan kepada orang lain, membantu yang kesulitan, dan berbuat ramah kepada semua orang adalah bagian dari akhlak mulia yang sangat ditekankan dalam Islam.

Dengan memperbanyak amalan-amalan kebaikan di bulan Muharram, kita berharap bisa meraih keberkahan dan ridha Allah SWT secara lebih maksimal.

Bagaimana Seharusnya Kita Menyambut Hari Tasua dan Asyura?

Menyambut hari-hari istimewa seperti Tasua dan Asyura sebaiknya kita lakukan dengan hati yang gembira dan penuh harap akan rahmat dan ampunan Allah. Kita bisa mempersiapkan diri secara fisik dan mental untuk melaksanakan puasa dengan sebaik-baiknya.

Selain itu, kita juga bisa meningkatkan ibadah dan amalan kebaikan lainnya di hari-hari tersebut. Perbanyak doa, mohon ampunan atas dosa-dosa kita, dan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari hari sebelumnya. Mengingatkan keluarga dan teman-teman tentang keutamaan hari-hari ini juga merupakan hal yang baik.

Jadikan momen Tasua dan Asyura sebagai momentum untuk introspeksi diri, memperbaiki hubungan dengan Allah dan sesama, serta meningkatkan kualitas ibadah kita. Dengan begitu, kita berharap bisa meraih keberkahan yang berlimpah di bulan Muharram ini.

Nah, bagaimana? Semoga jawaban-jawaban Q&A Puasa Tasua dan Asyura ini bisa memberikan pencerahan dan menjawab berbagai pertanyaan yang mungkin ada di benak Anda. Ingat, Puasa Tasua dan Asyura adalah kesempatan emas yang sayang untuk dilewatkan. Mari kita sambut bulan Muharram ini dengan penuh semangat ibadah dan harapan akan ampunan serta rahmat dari Allah SWT. Sampai jumpa di bahasan menarik lainnya!

Gambar Gravatar
I’m a Blogger, SEO Enthusiast & Freelance Digital marketer

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *